MERENDA CAPAIAN SDG's DALAM KAJIAN MULTIDISIPLIN, KONFERENSI ICSGS KE 9 DI FUKUOKA JEPANG

Catatan Ringan Perjalanan ke Jepang dan Vietnam (Bagian-1).


MERENDA CAPAIAN SDG's DALAM KAJIAN MULTIDISIPLIN. KONFERENSI ICSGS KE 9 DI FUKUOKA JEPANG
                                by
               A. Hanief Saha Ghafur 
Sekolah Kajian Stratejik & Global (SKSG), Universitas Indonesia 

ICSGS adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh SKSG bekerjasama dengan mitra Universitas Indonesia di luar negeri. Tujuannya adalah untuk merealisir kerjasama antar perguruan tinggi. Juga untuk memberi kesempatan kepada dosen dan mahasiswa melakukan presentasi dan mendapat masukan atas makalahnya di forum internasional, sebelum disubmit ke jurnal. Peserta konferensi ICSGS terbuka untuk umum, baik untuk internal maupun eksternal Universitas Indonesia. Sudah menjadi kewajiban dan syarat lulus bagi mahasiswa SKSG-UI dan menjadi tagihan Beban Kerja bagi Dosen (BKD). Selain 5 lapis ujian disertasi, syarat lulus mahasiswa S3 SKSG-UI punya 3 publikasi, yaitu satu makalah di prosiding konferensi internasional, satu makalah di jurnal nasional, dan satu makalah di jurnal internasional. Prosedur ini berlaku tetap kepada semua mahasiswa S3 SKSG-UI. Kegiatan ini diselenggarakan untuk membantu fasilitasi pemenuhan syarat dan tagihan mereka. Konferensi ICSGS ke 9 tahun 2025 diselenggarakan di Kampus Kyushu International University (KIU) di kota Kitakyushu, Provinsi Fukuoka, Jepang. Konferensi mengambil Thema tentang: "Transisi Pembangunan dan Perubahan Sosial di Jepang dan Asia. Membangun Keberlanjutan, Innovasi, dan Kemitraan Global Untuk Masa depan".  Dua hari konferensi 19 -20 Juli diikuti oleh banyak mahasiswa S3 dari berbagai negara, khususnya universitas dalam maupun luar negeri. Beberapa mahasiswa S3 Indonesia yang ikut hadir ke konferensi antara lain dari UNHAS, UGM, UNNES, UNDIP, UNS, UNAIR, dll. Baik hadir luring maupun daring. Pembicara kunci yang diundang hadir juga beragam. Hadir luring para pembicara kunci antara lain: 1). Prof. Tatsuo Hatta (Asian Growth Research Institute) Jepang; 2). Prof. Kei Otsuki (Utrech University), Belanda; 3). Prof. Ajay Bailey (Utrech University) Belanda; 4). Takayuki Kawasaki (City of Kitakyushu) Jepang; 5). Prof. Satomi Ohgata (Kyushu International University) Jepang; 6). Prof. Mihoko Matsuyuki (Yokohama National University) Jepang; 7). Prof. Nangkula Utaberta (UCSI University) Malaysia; 8). Harumichi Muraoka (Kyushu International University) Jepang; 9). Prof. Deden Rukmana (University of Texas at Arlington) USA; 10). Tazawa Hironori (Asia Center for Carbon Neutrality) Jepang;  11). Prof. M. Mustafa Bayrak (National Taiwan Normal University) Taiwan. 

Konferensi ICSGS ini dibuka oleh Wakil Presiden Kyushu International University (KIU) dan Rektor Universitas Indonesia Prof. Heri Hermansyah secara daring. Sedang UI yang hadir luring diwakili oleh Wakil Direktur SKSG-UI Dr. M. Fuad Gani. Konferensi berjalan lancar sesuai agenda dan semua peserta mendapat waktu untuk presentasi. Para pembicara kunci (keynote speaker) menyampaikan makalah di plenary session yang diikuti oleh semua peserta. Setelah itu, di hari kedua para peserta dibagi-bagi ke dalam pararel session sesuai tema konferensi. Mereka dibagi menjadi 2 kamar panel diskusi sesuai 2 tema utama konferensi: yaitu pemikiran stratejik dan pemikiran kerjasama internasional (global).

Saya menyampaikan makalah di hari kedua pada sesi panel terkait tema pembangunan berbasis karakter etos. Judul makalah yang saya presentasikan: "Cultural and Restoration Strategies For Great National Progress. From Developmentalism to New Industrialized Countries. (Lesson from the experiences of Turkey, Japan, and Indonesia)". Sedang Ninasapti Triaswati menulis tentang "Financing of Education: The Case of CT-ARSA Foundation and Pesantren Nurul Jadid". 

Pada plenary session di acara penutupan ada peristiwa menarik. Semua peserta, baik tamu kehormatan, pembicara kunci, para panelis baik mahasiswa dan dosen masuk ke KIU Hall (aula). Presiden Kyushu International University (KIU) berdiri di depan pintu sambil melongok ke dalam pintu. Tak lama kemudian Presiden KIU (semacam Rektor) masuk dan berbaur dengan para peserta yang hadir. Tak satupun peserta yang mengenali dan peduli dengan kehadiran Beliau. Baru kemudian Wakil Presiden KIU yang mengenali dan memanggil untuk memberi sambutan. Sejurus kemudian semua peserta konferensi terperengah. Usai memberi  sambutan penutup bersama Wakil Direktur SKSG-UI, Presiden KIU memberi hadiah kepada para pemakalah terbaik berupa sertifikat dan uang US$ 100 kepada pemenang ke-3, hadiah ke-2 sertifikat dan uang US$ 200, dan untuk hadiah ke-1 berupa sertifikat dan uang USD 300. Suatu hal yang menarik, khususnya bagi penulis yang makalahnya sudah merasa yang terbaik dan merasa akan mendapat hadiah, paling tidak dapat tambahan hadiah untuk belanja.  Sekian & terima kasih.

Nagasaki 23 Juli 2025
              HSG