PMII Rayon Pembebasan “Hasan Hanafi” menyelenggarakan Pelantikan dan Dialog Publik di Kantor PWNU Jakarta

Redaksi Indonesia News
0



JAKARTA, PMII Rayon Pembebasan “Hasan Hanafi” menyelenggarakan Pelantikan dan Dialog Publik di Kantor PWNU Jakarta, dengan dihadiri ketua PK PMII Unusia Jakarta dan Sahabat Ahmad Munir, selaku Narasumber Dialog. Dialog berlangsung cukup lama dari pukul 13.30 -17.00 WIB, dengan diawali performa lagu dari penggiat seni budaya PR PMII Pembebasan “Hasan Hanafi” UNUSIA Jakarta. 

Ahmad Munir, Wakil Sekretaris Nasional FK-GMNU memberikan pokok-pokok pikirannya pada Pelantikan & Dialog Pimpinan Rayon PMII Pembebasan “Hasan Hanafi” Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Jakarta. Diantaranya relasi Agama dan Negara sudah menjadi bahasan para pendiri bangsa Indonesia (founding fathers), sejak masa Pra-Kemerdekaan, Masa Kemerdekaan, dan Pasca Kemerdekaan, dan perdebatan relasi (dilemma) agama dan negara juga telah melampui waktu yang tidak pendek. Sampai pada kesimpulan para pendiri bangsa bersepakat bahwa bentuk negara Indonesia disepakati sebagai negara bangsa (nation state) dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pada pendiri bangsa pada mulanya, sempat menuai banyak perbedaan pandangan, dan masing-masing mempertahankan padangannya. Namun, dengan kesadaran kolektif dan kebijakan bersama pada akhirnya ditemukan suatu rumusan, mulanya bernama piagam Jakarta, yang selanjutnya disepaki menjadi Pancasila, sebagai dasar dari kehidupan berbangsa dan bernegara.” Terang Munir.

Jadi Pancasila sebagai sebuah pandangan hidup dan menjadi dasar dari kehidupan bangsa Indonesia, sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Sebagaimana spirit syariat agama, juga hadir untuk maksud dan tujuan yang hampir sama. 

Sementara itu, kader PMII dihadapkan pada sebagaian kelompok, yang masih menginginkan untuk mengubah dasar negara. Hal ini yang kemudian menjadi konsen bersama kader PMII, bahwa tidak sepantasnya nilai yang akan diusung, yang belum benar-benar terbukti mampu menjadi dasar bernegara, sementara kita mesti bertaruh pada kenyataan kerusakan (Madhorot) yang kemungkinan akan jauh lebih besar. Ini tentu tidak sejalan dengan maksud-maksud dari syariat agama diadakan. Oleh karenanya, penting memahami latar ini, untuk mendapatkan keteguhan dan keyakinan tentang kebenaran nilai-nilai Pancasila.


Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

INDONESIANEWS.MY.ID

Media Indonesia Maju
To Top